Jika Anak Umur 13 tahun Kelokalisasi
Dunia malam. Dunia orang tersesat, dunia hanya nafsu yang merajai jiwa jiwa kebimbangan.
“ayo jalan”,terdengar suara kakak sepupuku membangunkan lamunanku, aku tak percaya ada disini. tempat dimana penuh hal negative, tempat dimana segala usia tak patut untuk datang ke tempat ini. kali ini aku kelayapan sampai lokalisasi saat umurku 13 tahun.
Bermula saat 2 teman saya melakukan taruhan sehingga menyeret kami ber 7 untuk datang kesini. Munabay sang kakak sepupuku, arjun, tuan takur, ucok baba .fijay, matal dan aku sendiri.
munabay kakak sepupuku paling besar tubuhnya di antara kami dengan kepalan tangan yang besar saya yakin tinjuannya akan merontokkan gigi setiap lawannya. arjun berwajah indo sangat tampan juga sang pendekar pencak silat lawan-lawannya selalu dibuat KO saat tanding di pertarungan bebas. di daerah kami jika ada sunatan atau acara nikahan sering mengadakan pertunjukan pencak silat bebas, jadi bertarung bebas 1 lawan 1 dan arjun ini salah satu yang disegani lawan-lawannya. ucok baba dan matal dengan postur yang tinggi hitam muka yang nyeremin membuat orang yang melihat saja pasti berpikir negative. sementara tuan takur pandai bicara, hanya dengan bicara omong besar saja mampu buat lawan gentar, dan fijay hadeee sunguh sayang temanku yang satu ini dia penguna obat terlarang, dia menggunakan obat terlarang supaya di akui kenakalannya oleh beberapa orang dikomunitas lain. dan saya sendiri rahul anak paling kecil yang di anggap oleh adik oleh mereka walau pun aku kecil tapi otakku melebihi mereka dan akulah penyandang dana untuk mereka. rata rata umur mereka 17,18,20 kecuali tuan takur selisih 1 tahun dariku.
kami memang sengaja menggunakan nama india sebagai kata sandi, dan tak bisa di pungkiri kakak sepupuku si munabay yang suka film india. pada jaman itu memang film india mendominasi pertelevisan kita, tidak pagi siang malam india melulu yang ditayangkan. kakak sepupu saya mengusulkan pada kami nama india, yah kami setuju saja sebenarnya masih banyak nama-nama lain dan anak-anak lain di komunitas kami, namun karena cerita ini hanya menyangkut 7 orang sehingga yang di ulas hanya mereka.
diawali dari daerah yang sama, permainan yang sama rasa persaudaraan kami sangat erat. dan apabila salah satu dari kami mendapat perlakuan tak menyenangkan dari anak perkampungan lain kami akan memburu anak tersebut, dan berakhir pada babak belur si buruan tersebut
hari-hari kami sangat menengangkan seru dan mencekam, walau tak se ekstrim film serigala terakhir tetapi adrenalin di titik puncak saat kita melakukan misi pemburuan. dalam melakukan perburuan kita tidak langsung mendatangi target, namun dengan menyusun rencana karena kami selalu memprediksi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi jika kami bertindak sehingga untuk meminimalisi kemungkinan buruk yang terjadi kami menyusun rencana, Plan A, Plan B, dan plan c. kita lupakan dulu soal kelompok kecil sok hebat ini yang seolah kelompok mereka raja tiada tanding,
kembali ke cerita.
ucok dan matal sahabat erat namun karena omongan ucok yang ceplas ceplos tanpa saringan sering berlawanan arus dengan matal. Namun matal punya jurus kata yang sering membuat skak matt ucok. Wajah ucok yang dinilai lebih fresh dibanding matal sehingga kadang ada beberapa wanita melirik ucok, sementara ,matal wajah yang seram hitam pula sungguh tak ada yang dibanggakan pada dirinya untuk menggait wanita
.
ucok selalu bercerita tentang wanita dan inilah yang membuat matal gerah, matal pun mengatakan “buat apa mencari cewek, langsung saja ke lokalisasi 50.000,- beres, buat apa coly setiap hari kalau sama sama dosanya mending sama yang nyata”. setiap matal gerah dengan omongan ucok, dia akan mengulang kata-kata kata itu, seakan kata-kata itu jurus ampuh baginya, kalau saja mereka bukan teman sepermainan mungkin sudah di akhiri dengan jalan lelaki.
seperti jiwa manusia yang lainnya yang tak ingin di remehkan dan dipandang sebelah mata, diam diam ucok menyusun rencana. yaitu setiap gajian dari kerjanya dia sisihkan sedikit uangnya, walau gajinya sangat pas-pasan namun rasa terhina membuatnya kuat. sampai amunisi ucok telah dipersiapkan, dengan wajah penuh percaya diri seakan punya bom atom hirosima nagasaki terlihat sumringah malam ini. seperti hari-hari biasanya kami nongkrong di perempatan jalan, yang ketika kami nongkrong akan penuh perempatan itu oleh anak-anak sok jagoan. Berlagak sok jagoan namun jika di bacok pasti juga berdarah, berlagak sok jagoan jika di ankut ke kantor polisi pasti menangis, berlagak sok jagoan tapi uang masih minta belas kasih orang tua. Jika mengingat masa itu kami pasti tertawa tapi itulah uniknya masa muda.
tibalah saatnya amunisi dari matal di lembarkan “mending ke lokalisasi saja” kata matal. seakan kami tak percaya ucok menangkis kata-kata dari matal ” ayo kelokalisasi kalo kamu berani main, sini aku bayarin”. benar juga seperti bom hirosima nagasaki kami semua tak percaya dengan ucapan ucok. kami pun mengetahui kalau matal hanya omong doang dan belum pernah melakukan hubungan seperti orang menikah. matal tidak bisa berkata apapun hanya ekspresi nyegir tersirat di wajahnya.
kami hanya ketawa melihat gelagat 2 orang ini yang sering lempar ejekan. sekarang kedudukan berbalik 180 derajat, kini ganti ucok yang pegang kendali omongan, dan kini setiap omongan matal ganti di skak matt sama ucok “ayo ke lokalisasi, uang sudah ada tinggal main doang, jangan omong doang yang digedein” begitulah omongan ucok yang tentu saja membuat darah matal mendidih.
Begitulah jiwa manusia, semakin dia di tantang semakin dia direndahkan, semakin dia dikekang, ketakutannya akan berubah menjadi keberanian yang sungguh tidak masuk di nalar kita.
#############
kini kita telah berada di lokalisasi, tempat dimana birahi di agungkan bagai dewa. Kami semua belum pernah kesini, hanya mendengar kisah dari orang-orang, dan tempat yang kulihat pertama kali adalah balai penyuluhan, seperti guru pendidikan kewarganegaraan (ppkn) bilang “untuk memantau para psk pemerintah membangun balai penyuluhan yang diharapkan memberi ketrampilan lain guna para psk untuk berpindah profesi dan memantau penyebaran dan pencegahan penyakit yang tidak di inginkan”. Aku lihat balai penyuluhan itu tepat ditengah-tengah lokalisasi dengan bangunan yang lebih besar dari rumah yang kecil-kecil berdempetan yang rata-rata berukuran 4 meter lebarnya.
Gang pertama kami susuri, wanita-wanita di depan rumah-rumah mungil dengan pakaian sexy dan asap rokok yang menyebul dari mulutnya. disaat kami melihat-lihat rumah mana yang akan kami kunjungi, dan sejujurnya ini pertama kali kami kemari tentu saja kami tidak hafal dan paham di gang mana,rumah mana yang very good. Arjun berkata “heh kalau nanti kita bertemu si bapak A, wah bagaimana jika di laporkan ke orang tua kita“. seperti tersedak saat menikmati makanan, aku pun berpikir “wah bisa di gebukin bapak aku nanti jika ketahuan, aduh bagaimana ini, keluargaku kan keluarga terpandang di kampung masak ku nodainya dengan main kesini“. saat pikiranku berkecambuk tuan takur mendinginkan suasana ” akh masak si bapak A mau bilang, kalau dia bilang ya ganti kita bilangin, so pasti dia juga ngak berani“. kita serempak bilang “ia ya bener juga omonganmu kur“. dalam hati aku kembali berkata “akh aku pasti nanti punya alasan mengelak, sekarang kan aku memakai topi pasti kalau ada salah satu warga kampungku yang kesini tak begitu mengenalku, dan yang harus kulakukan hanya merunduk agar wajahku tak dikenali“.
ada beberapa orang desa kami yang terkenal sering kemari, itu kami tahu dari desas desus orang saja.
###############
setelah beberapa gang kami susuri tibalah dipemberhentian pertama, arjun yang memulai mengajak masuk setelah melihat sesosok wanita di dalam rumah. kami dapat melihatnya lewat kaca transparan.
arjun berkata “hey tal, bagaimana menurutmu wanita tersebuat?”. matal pun menjawab “boleh juga”.
Arjun, Munabay, dan Ucok masuk ke rumah untuk transaksi, aku, fijay, takur dan matal di luar menunggu mereka. kami hanya melihat obrolan mereka namun tak mendengar apa yang di obrolkan. setelah 8 menit keluarlah mereka. “bagaimana?” tanyaku. “kita lihat-lihat dulu yang lain saja” jawab arjun.
wanita tersebut mematok harga 50.000,-. sementara ucok hanya membawa uang Rp 40.000,-. dari hasil pengalaman obrolan dengan wanita tersebut kami mendapat pengalaman ingin naik ranjang apa hanya ingin ditemani minum. dan kata sandinya adalah “selingkuh apa minum“.
#######
suasana di sini sangat ramai ditambah ada orkes keliling di setiap gangnya, jadi disetiap gang ada biduan yang menyanyi di iringi gitar listrik dan kelengkapan orrkes lainnya. sekarang aku tahu guyonan dari anak-anak seperti “hey nanti malam ada orkes“, seorang anak lain pun menjawab”dimana?“. “di lokalisasi” jawab beberapa anak di iringi galak ketawa. aku kira dulu orkesnya dengan panggung megah ternyata orkes keliling dan memang setiap hari ada.
#########
tibalah kami di rumah kedua yang kami anggap sepi, kenapa sepi karena kita memang tidak ada yang pengalaman dan rasa malu jika kita tidak tahu apa-apa. Namun di dalam rumah masih ada lelaki, ketika lelaki itu melihat kami bergerombol lelaki itu keluar dan mempersilahkan kami masuk, kali ini hanya arjun dan ucok yang bernegosiasi.Hanya lima menit mereka keluar. ternyata dia sudah di boking duluan.
tambahan pengetahuaan lagi yang ku dapat, lelaki yang mempersilahkan kami masuk itu adalah suaminya. dalam hati aku bergumam “bagaimana mungkin, masak ada orang yang mau istrinya melacur, berbagai pertanyaan membingungkan akan kenyataan yang tak mungkin di cerna oleh dunia normal berkecamuk dipikiranku”.arjun pun menjelaskan kemungkinan-kemungkinan seperti ini adalah faktor utamanya ekonomi sehingga istrinya disuruh melacur atau mungkin memang istrinya sudah melacur sebelum mereka menikah.
ketika kami akan melangkahkan kaki lagi aku berkata pada mereka” akh udah akh, yang 50.000 tadi aja ngak apa-apa, kalo kurang ini aku tambahin,atau mau aku bayarin juga tidak apa-apa aku dah capek ini?“. alasan capek aku utarakan dan bukan itu sebenarnya alasanku melainkan aku ingin segera pergi dari tempat ini, entahlah aku merasa tidak nyaman saja berada disitu. namun ucok berkata” jangan, yang melakukan taruhan kan aku, ngapain kamu ikut ikutan, udah tenang saja sebentar lagi kita pasti dapat”.
inilah rumah ketiga yang kami kunjungi,di rumah ini kami melihat 6 wanita lagi ngrumpi, tidak seperti biasanya jika melihat tamu para wanita selalu berucap “mampir om, ayo di cicipi sayur sama dagingnya“. melihat kedatangan kami mereka malah mengacuhkan kami tidak dihiraukan sama sekali. Hehe memang yang lewat kali ini bukanlah om-om melainkan anak-anak bau kencur.
kali ini ucok masuk sendirian kami melihatnya diluar
Ucok mengetuk pintu“tok..tok.. Assalammualaikum”. Setelah mengucap salam dengan sekejap mulutnya ditutup sambil nyengir menghadap kami seolah dia menyadari bukan tempat yang tepat untuk mengucap salam. kami hanya menertawakannya. “ada apa mas?” terdengar suara dari salah seorang wanita di dalam.
ucok masuk kedalam dan duduk dihadapan para wanita tersebut, dalam hati ucok berkata “pokoknya harus dapat kali ini, biar kita lihat matal berani tidak“.
Ucok mengawali pembicaraan”anu mbak anu“. menghadapi 6 wanita tubuhnya serasa bergetar dan mulutnya sulit berucap padahal jika menghadapi musuh tidak ada kata nervous. “kenapa dengan anumu mas?” kata seorang wanita dan di iringi gelak tawa teman temannya.
ucok hanya cengar cengir mulutnya pun sulit berucap, “anu mau selingkuh mbak!!!”. “apa mau selingkuh hahahahahaha” para wanita itu menertawakan ucok. ada 3 wanita lagi keluar dari dalam seperti penasaran apa yang terjadi diluar sepertinya ramai.ucok menengok ke kami mimic mulutnya seperti mengatakan “jancooookk”, munabai pun mengacungkan jempol untuknya.
“mau harga berapa?” tanya wanita tersebut. ucok pun menjawab ” yang dibawah Rp 50.000,- mbak”. kemudian 3 orang wanita masuk kedalam tinggal 3 orang yang bisa dipilih. “mau yang mana?” tanya seorang wanita yang duduk di tengah. “bentar ya mbak tak tanya teman-teman saya” sambil berdiri ucok keluar menghampiri kami.
Arjun dan munabai memilih yang agak montok yang duduk paling kiri maklumlah mereka kan hobi makan pecel ( pecel =pecinta cewek lemu ), sementara fijay memilih yang paling barat suka yang perawakan nakal sedangkan takur mengusulkan yang kecil imut-imut duduk ditengah. sementara saya memilih golput.
Ditengah tengah kami berunding yang duduk ditengan si kecil datang dan membuyarkan obrolan kami ”ayo mau main tidak, diskusi kok disini, diskusi ya mbok disekolahan sono”.
Arjun pun menepuk pundak ucok sambil berkata “cok ini aja wes sabet“.
Ucok ” sekali naik berapa mbak?”.
si wanita ” Rp 35.OOO,- “. sambil menyembulkan asap rokoknya.
kali ini aku mendengarnya sendiri dalam hati aku bergumam “hah murah amat, pantas aja yang sering kesini abang abang tukang becak”.
“kalian mau main satu satu ya, aku kuat kok nglayani kalian ber-7 ayo mau keroyokan atau one by one?“. tantang wanita tersebut.
“Ya Allah aku gag rela jika jejakaku hilang disini” suara hatiku berbisik.
ucok memegang tangan matal dan menariknya berdiri dari posisi duduk ” ini lo mbak yang mau main, kita hanya mengantarnya saja“.
“oh” jawab wanita tersebut sambil mengamati tubuh matal yang tinggi bagai tiang listrik.
Matal pun mengamati wanita tersebut, hati matal dag dig dug, matal masih ragu akan perbuatan yang akan terjadi, namun sebelum matal kemari dahulu ada teman kami yang pernah kesini dia jagoan, suka berkelahi pernah merampok pernah masuk penjara namun di ajak temannya ke lokalisasi saat mau main dia lari tidak berani main dan sang psk mengejeknya di depan temannya kalo ndak berani main jangan kesini” dan tentu saja cepat menyebar ejekan itu dan jadi bahan tertawaan kami, namun sang jagoan hanya berkilah “kalo aku main nanti ilmuku luntur,makanya aku lebih ngak main” namun alasannya tak tetap saja tak kami hiraukan.dan lebih gentle kalau tidak berani main bilang tidak berani jangan bilang tidak berani saat sudah berada disana. Dan kami memaklumi jika tidak berani karena kultur agama yang sangat kuat di kampung kami tentu dosa adalah pertimbangan utama dan juga penyakit.
” dua puluh ya mbak”. ucok mencoba menawar
” kayak beras aja mas pake ditawar segala” jawab wanita tersebut.
“loh ini masih perjaka mbak, masih asli belum pernah bersentuhan sama sekali, langka lo ini mbak”. ucok mencoba meyakinkan wanita tersebut
” walah mas saya ndak butuh perjaka hahaha perjaka atau tidak rasanya juga sama” jawab wanita tersebut sambil menaikkan tangan kanannya bersandar ke tiang penyangga.
melihat pemandangan ini ucok malah tidak tahan karena bulu ketek wanita tersebut gondrong belum dicukur.
“tawaran terakhir dua lima mbak, kalau ngak mau aku mau pindah tempati mbak” ucok sudah mengisaratkan kami untuk pindah tempat. ketika wanita itu sedang berpikir aku datang ke ucok dan berbisik, “udah 35 ngak papa aku tambahin” dalam hati aku sudah ingin segera keluar dari tempat ini.
“udah tenang saja kamu” ucok meyakinkan aku kalau semuanya akan teratasi.
“ya udah deh ngak apa-apa,buat penglaris hari juga masih sore” dia berkata sambil mengajak matal masuk kedalam.
akhirnya dapat juga, tidak terasa akan berakhir juga setelah perjuangan kami naik sepeda angin dengan menempuh jarak 7 kilo meter walau sedikit tersesat. bayangkan kami masih anak ingusan datang ke sini bersepeda angin lagi.
kami diluar taruhan matal kuat berapa menit, kami sependapat paling lama juga 10 menit, hahahaha suara tawa kami seolah meragukan keperkasaan matal.
setelah 5 menit menghilang dalam rumah akhirnya matal muncul juga. kami yang diluar saling berpandang-pandangan seolah kami bicara dari hati kehati dan meyakini bahwa perkiraan kita benar matal tidak seperkasa penampilannya kami pun memaklumi bahwa ini pertama kalinya dia melakukan.
######
di tengah perjalanan pulang matal berkata pada kami ” hey dia masih perawan kayaknya“. sontak saja kita tak menyakini perkataan matal, bagaimana mungkin perawan mau dihargai dua puluh lima ribu. namun cerita polos matal yang detail akan jalannya permainan membuat kami mengerti, matal bercerita bagaiman dia melakukan permainannya seperti yang di lihat di Blue Film, dan kami mengambil kesimpulan bahwa wanita itu lagi mens, matal hanya dapat gigit jari dan tak ada complain saat permainan diputuskan secara sepihak, matal pun belum mencapai kepuasannya. Dia bercerita saat dia sedang membersihkan senjatanya di kantor kecamatan yang saat itu tak ada siapapun. Kami menyarankan agar dia membersihkan senjatanya karena kami khawatir dia akan terjangkit penyakit.
Kini 11 tahun telah berlalu aku dan munabay berada di rumah masa depan milik matal. Dia pergi mendahului kami. 3 tahun tepatnya 2008 dia mengalami kecelakaan bersama temannya, ketika malam hari raya dia pesta miras di kampung ada seseorang mengendarai motor yang di anggap tidak sopan karena pengaruh Alkohol dengan sepontan di kejarnya motor tersebut, dan itulah saat teman-teman melihatnya terakhir kali dia menghilang di kegelapan dan pagi harinya ditemukan sudah dengan kepala berlubang, semua bertanya Tanya ini hasil pengeroyokan apa kecelakaan, namun hasil visum polisi ini hasil kecelakaan walau pernyataan polisi masih diragukan anak-anak, namun itu lebih baik dari pada ada korban yang tidak bersalah tersangkut masalah ini. Dan berjalannya waktu hanya tinggal kenagannya saat bercanda tertawa dan bermain bersama.
——–the end——
pesan yang tersirat dari kisah di atas adalah “ jangan biarkan anak anda keluar main pada malam hari sambil membawa sepeda anginnya”
0 komentar:
Posting Komentar