Teman Yang Kuanggap Saudara Menghamiliku
“IyKa dok, saya sudah telat menstruasi 2 minggu.” Pengakuan gadis manis, yang wanita karir belum menikah, usia menjelang 30 an yang keluhan sakitmaag membandel.
Dan menariknya, dia merasa tidak punya pacar dan tidak pernah berhubungan badan dengan siapa pun dalam setahun terakhir. Segala sumpah dia ucapkan demi Nya, demi itu-ini, meyakinkan dia sudah tidak sebebas dahulu lagi soal sex seperti dengan pacar-pacar lamanya.
“Ini tes urin positif, dan hasil USG rahim jelas ada kantong janin. Tidak terbantahkan lagi kamu hamil. Sebaiknya kamu
menikah dengan bapak si bayi. Coba ingat-ingat lagi, siapa yang dekat dengan kamu dua bulan terakhir ini? Bukan pacar, tapi teman mungkin?”Tanyaku.
“Nah, mungkin dok waktu aku cuti liburan bulan lalu sempat seminggu di Jakarta, hampir setiap hari pergi ke diskotik sambil reunian dengan teman-teman kuliah dulu. Memang aku tiap malam diberikan minuman ringan dan pasti ngantuk sesudahnya. Bangun pagi-pagi sudah ada di rumah kontrakan temanku yang cewek.” Si gadis pun bingung.
“Ada teman cowok yang ikut dugem?”Tanyaku.
“Ada tiga yang selalu ikut dok. Teman cewek sih ada tiga sampai lima, berganti-gantian, ada yang selalu dugem tiap hari dan ada yang sesekali ikut.Tapi kami semua teman akrab sejak saya kuliah di Jakarta dok. Sudah seperti saudara sendiri.”Katanya sedih.
“Waktu bangun pagi-pagi selesai dugem, terasa ada yang aneh gak di kewanitaan? Atau pakaianmu berantakan?”Anamnesa lebih lanjut.
“Lupa, dok. Benar-benar tidak ingat.”
Lalu kusarankan dia menelepon temannya yang cewek tempat dia menginap di Jakarta dan ke 3 teman cowok yang selalu ikutan dugem.
Kontrol berikutnya pengakuan si gadis membuat terperanga,”Dok, dua teman cowokku minta maaf khilaf dan mengaku memang menaruh obat tidur di minumanku dan meniduri aku sehari berselang bergantian. Si teman cewek tempatku menginap pun minta maaf karena membiarkan mereka bergantian masuk ke kamarku, karena dia ada hutang budi dan uang dengan keduanya.”Katanya menangis.
Hmmmm…Tragis…
Pengobatan penyakit ini sih jelas, tidak perlu obat khusus karena sebenarnya gejalanya wajar pada wanita hamil. Secara hukum, ini kasus termasuk perkosaan karena meniduri wanita yang tidak sadarkan diri. Cuma kendalanya di saksi mata dan bukti-bukti obat tidur, gelas yang dipakai membius sulit ditemukan lagi.
Mungkin setelah si bayi lahir bisa dilakukan tes DNA untuk membuktikan siapa bapaknya, tetapi belum tentu bisa membuktikan adanya unsur pembiusan dan pemerkosaan wanita yang tidak berdaya.
Pertanyaannya, apakah layak kasus ini diungkap on-line?
Kita lihat untung ruginya, kalau menurut saya mengungkap kasus medis yang sarat pembelajaran secara sosial budaya seperti ini boleh di-share pada awam. Karena kasus ini saya alami sendiri dan tidak perlu minta ijin siapapun untuk menuliskannya. Mungkin jadi masalah kalau saya hanya asisten dan dokter utamanya tidak setuju kasus ini diungkap, maka saya harus membujuk meminta restunya dahulu baru boleh memposting sebuah kasus.Syaratnya, tempat saya memeriksa pasien dan nama pasien tidak disebutkan.
Secara hukum pun ini delik aduan dan si gadis memutuskan tidak akan mengadukan karena memikirkan nama baiknya dan tidak jelasnya siapa diantara ke 2 orang teman itu yang menjadi ayah bayinya.
Ruginya sih, mungkin kalau ada nona-nona di Palembang memiliki gejala maag membandel bisa saja jadi takut berobat dengan saya karena takut diduga ada kantung janin di perutnya.
Setelah konsultasi terakhir dan keputusan saya menolak permintaan dia menggugurkan kandungannya, si gadis tidak pernah kontrol lagi. Mungkin sang bayi digugurkannya di tempat lain atau dilanjutkan, menjadi tanda tanya besar karena memang kehamilan bukan lagi menjadi bidang spesialisasi saya. Mudah-mudahan dia memelihara bayi itu dan tidak membuangnya.
Yang harus dipetik pelajaran dari kasus si gadis adalah, jangan terlalu percaya 100% dengan teman lama yang ajak dugem atau jalan-jalan beramai-ramai terutama bila ada lawan jenisnya. Resiko dibius dan ditiduri saat tidak sadar masih memungkinkan. Tetap hati-hati menerima minuman meskipun dari teman sendiri,dan walaupun ada teman cewek lainnya, belum tentu mereka bisa melindungi kamu saat tidak sadar.
Tetap waspada, tetap sadar di angkot sekalipun. Tidur hanya aman di tempat yang aman bagi anda, di saat sendirian. Kunci kamar tidur.Selagi ada orang lain, tetaplah berhati-hati.
Oke, itu tadi laporan kasus yang mengenaskan dari seorang gadis manis belum menikah yang hamil tanpa merasakan saat-saat dirinya dihamili.
Semoga tetap waspada!
sumber : disini
Read more...