3 utusan Malaikat Izroil pada Nabi Ya'kub
Sesuatu yang tidak bisa dihindari di dunia ini adalah kematian, bagaimana kerasnya kita menjali kehidupan tetaplah kematian yang akan mengakhiri perjalanan jasad kita di dunia.
Saat orang-orang sedang sibuk di dapur aku dan kekek lagi berbincang-bincang di teras rumah kakek, datanglah adik kecilku yang menyusl kami.melihat adik kecilku bernama Adi yang masih berumur 3 tahun, dengan gemas kakekpun memangkunya, dan terjadilah obrolan
adi berkata ” kek mati itu apa?” pertanyaan yang tidak terduga oleh kami, kakek pun agak sedikit terkejut mendengar pertanyaan ini.kemudian kakek menjawab ” mati adalah saat roh yang ada didalam tubuh meninggalkan tubuhnya” mendengar jawaban kakek adi yang memang belum sampai kesana pemikirannya hanya ekspresi bingung yang ditampilkan oleh wajahnya dan datanglah ibu kami yang tercantik di dunia versi aku dan adi hehe. kemudian ibu mengajak adi untuk makan siang dulu kebetulan semuanya sudah masak
Saat ini adalah 1000 harinya nenek atau istri kakek. Obrolan di dapur semua berkisah bagaimana kehidupan nenek kami dahulu di dunia, tiada kejelekan pun yang diceritakan dan seolah hanya kebaikannya yang terekam di otak kami, walaupun itu kisah saat nenek memarahi anaknya namun anaknya tetap menganggap itu adalah suatu kebaikan karena anaknya menyadari kesalahan yang diperbuat sehingga nenek memarahi. Aku dan kakek tahu adi mendapat kata baru yakni “mati” dari obrolan di dapur antara ibuku dan para adik-adik maupun kakak-kakaknya.
kemudian aku bertanya kepada kakek,” kek bagaimana jika kita mati,sementara kita belum siap?“. siap dalam arti disini adalah dosa kita masih lebih banyak dari amalan baik yang kita perbuat.kakek pun menjawab “seperti yang kita dengar dari ceramah dan pengajian-pengajian, beribadahlah kamu seolah-olah kamu mati besok”. mendengar jawabannya ini seolah-olah kurang puas karena saya rasa perkataan ini sudah biasa kita dengar setiap harinya, kemudian entah dari mana ide bertanya ini muncul,”kek kita kan orang jawa, di dalam primbon jawa sendiri disebutkan sebelum matinya seseorang akan mengalami kejadian-ganjil, terus kalau menurut agama kita sendiri apakah ada tanda-tanda kita akan meninggal?”.
kakek pun menjawab ,”oh dahulu guru ngaji saya pernah menceritakan kisah bertemunya malaikat pencabutnyawa dengan nabi ya’kub“. dan menurut kakek inilah kisahnya
suatu hari ketika nabi ya’kub sedang bersantai dikagetkan dengan datangnya malaikat izroil ( sang pencabut nyawa)
“Assalamualaikum wahai nabi Allah” Malaikat Izroil memberi salam pada Nabi Ya’kub.
Nabi Ya’kub pun menjawab salamnya “wa’alaikumussalam wahai malaikat izroil”.
Setelah salam dijawab Nabi Ya’kub pun bertanya “ada apa gerangan enkau menemuiku wahai Malaikat Izroil, hanya untuk berkunjung atau mencabut nyawaku?”.
Malaikat izroil pun menjawab” saya datang kesini hanya untuk berkunjung wahai Nabi Allah.
Nabi Ya’kub pun bertanya lagi “wahai Malaikat Izroil, engkau adalah malaikat pencabut nyawa, dan tentu saja dengan se izin Allah suatu saat nyawaku pun engaku yang mencabut, aku punya satu permintaan wahai Malaikat Izroil”.
Malaikat Izroil pun menjawab “apa permintaanmu itu, sebutkanlah wahai Nabi Allah?”
Nabi Ya’kub berkata ” kalau nanti saat ajalku telah tiba, sebelumnya tolong kirimkan utusan untuk memberitahuku”.
Mendengar permintaannya itu Malaikat Izroil pun menjawab ” wahai Nabi Ya’kub, saya tidak akan mengirimkan satu utusan untuk memberitahumu, melainkan saya akan kirim 3 utusan untuk memberitahumu.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan tahun pun berganti tahun, setelah sekian lama akhirnya malaikat isroil datang kembali menemui Nabi Ya’kub,
Malaikat Izroil mendahului memberi salam “Assalamualaikum wahai nabi Allah”.
Nabi Ya’kub pun menjawab “Wa’alaikumussalam wahai Malaikat Izroil. ada gerangan apa engkau kemari wahai Malaikat Izroil, untuk berkunjung atau untuk mencabut nyawaku wahai Malaikat Izroil?”.
Malaikat Izroil pun menjawab” saya datang kemari untuk melaksanakan perintah Allah yaitu untuk mencabut nyawamu wahai Nabi Ya’kub”.
Nabi Ya’kub pun menjawab ” wahai Malaikat Izroil, mana 3 utusan yang kau janjikanpadaku? apakah kau melupakan janjimu?”
Malaikat Izroil pun menjawab ” wahai Nabi Allah, aku telah mengirim 3 utusan kepadamu, dahulu rambutmu yang hitam kini telah berubah putih semua, dahulu tenagamu yang kuat kini telah melemah, dan dahulu badanmu yang tegak kini telah bungkuk. Itu adalah 3 utusan yang ku kirim untukmu dan seluruh anak cucu Adam.
mendengar cerita kakek, aku menyadari ke 3 utusan itu telah ada pada kakek. mulai dari rambut memutih kondisi badan yang jika berjalan tidak selincah anak muda dan tubuh yang mulai bungkuk. aku ingin bertanya apakah kakek sudah siap, namun ku urungkan niat bertanyaku karena aku anggap itu tidaklah sopan. aku pun bertanya “kek nenek semasa hidup sangat baik ya”. kkakek pun menjawab ”perilaku baik nenekmu akan selalu di ingat orang, ikutilah jejak perilaku baik nenekmu maka di kehidupan maupun setelahnya dirimu akan selalu di ingat orang”.
apa yang dikatakan kakek benar juga, jika kita berbuat baik pada seseorang maka seseorang tidak ingin melupakan kita dan seolah olah akan selalu terbayang kenangan indah bersamanya dan kenangan itu akan di bagikan/diceritakan kepada orang lain, beda saat perbuatan kita amat tercela dan menyakitin orang lain, kita akan sekuat tenaga mengubur ingatan akan orang itu dan sungguh suatu ketidak baikan jika diceritakan.
Dan akhirnya ibu memanggil kami untuk makan siang bersama.
Kematian adalah sesuatu yang ghaib, tidak ada seorang manusiapun yang tahu tepat kapan ajalnya tiba,tapi apakah kita telah memiliki tabungan untuk menghadapi kematian kita, tabungan bukanlah uang atau emas tapi amal ibadahmu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh. “Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan.” (HR Tirmidzi).
Read more...