BUMI MALANG MIG33

www.bumimalang.tk
Photobucket
e-book Usaha Toko Sembako
SELAMAT DATANG DI BUMI MALANG SATU BUMI UNTUK MALANG by hagemaru_j
e-book Usaha Toko Sembako hagemaru_j




Sabtu, 17 April 2010

foto dewi persik digrayangi

ne gan foto ketika dewi persik di grayangi fansnya yang kurang ajar













































Read more...

Asal usul ha na ca ra ka

Bahasa… kata yang tidak asing di telinga kita, bahkan disetiap detikk kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu orang dengan orang yang lainnya. di dunia ini ada beraneka macam bahasa yang digunakan oleh mausia untuk berkomunikasi antara satu orang dengan orang yang lainnya dan antara komunitas satu dengan komunitas lainnya.bahkan di indonesi sendiri juga ada beraneka macam bahasa dan salah satunya hadalah bahasa jawa.


Dan kali ini kita akan membahas tentang asal muasal tulisan jawa yang nyentrik itu loh…menurut mitos yang beredar awal muasal tulisan jawa yakni

Ha na ca ra ka

Da ta saw a la

Pa dha ja ya nya

Ma ga ba tha nga

Yang membuat tulisan hanacaraka dan seterusnya adalah aji saka.

Aji saka??? Siapakah dia ???

Oke, mari kita dengarkan dahulu cerita rakyat mengenai aji saka

Dahulu kala ada sebuah kerajaan yang bernama Medang Kamulan ( yang kemudian akan menjadi kerajaan kediri ) kerajaan ini di pimpin oleh seorang raja yang bernama prabu dewata cengkar yang buas dan suka memakan manusia. Sebagian rakyat yang ketakutan memilih untuk mengungsi ke daerah lain. ada seorang pemuda yang baik hati lagi sakti mandraguna dialah aji saka kala itu dia sedang jalan- jalan di sekitar dusunnya dan melihat ada orang tua yang dipukuli yang sedang dipukuli oleh perampok, dengan naluri jiwa pembela yang lemah dan tertindas aji saka pun menolong orang tua itu. Kemudian orang tua itu menceritakan kenapa dia mengumgsi ke daearah lain.


Kemudian orang tua tersebut diangkat oleh ajisaka menjadi ayah angkat dank arena iba terhadap rakyat medang kamulan ajisaka pun berniat membebaska rakyat medang kamulan dari raksasa yang menghantui mereka.

Kemudian aji saka berangkat menuju kerajaan medang kemulan, namun dalam perjalanan ajisaka tidaklah mulus karena ketika melewati hutan, aji saka di hadang oleh si penunggu hutan yang tak lain adalah hantu penguasa hutan tersebut, dan terjadilah pertempuran sengit antara aji saka dengan hantu penunggu tersebut, akhirnya setelah pertempuran sengit 7 hari 7 malam aji sakalah yang menjadi pemenangnya, dan kemudian sang hantu penjaga meminta ampun pada aji saka dan mengatakan akan maja akanengantar ajisaka ketempat tujuannya, yaitu kerajaan medang kamulan,

Ketika bertemu sang raja aji saka menantang sang raja untuk adu kesaktian, sang raja pun ketawa dan berguman dalam hati wah hari ini saya belum menyantap daging manusia, pemuda ini kelihatannya sangat lezat, sang raja pun berkata wahai aji saka jika kamu dapat mengalahkan aku, aku akan memberi kamu seperempat wilayah kekuasaanku, tapi jika kamu kalah, kamu akan jadi santapanku, aji saka pun menyetujui dan mengatakan wahai raja jika aku kalah aku ingin tulang tulangku di kubur di tanah yang luas nya sebesar ikat kepalaku ini, sang raja tanpa piker panjang langsung menyetujui,

Kemudian aji saka meletakkan ikat kepalanya dan tanpa disangka oleh raja, ikat kepala aji saka melebar sampai seluruh kerajaan teututupi oleh ikat kepala tersebut, melihat itu sang raja dewata cengkar marah dan berniat menyerang aji saka namun na as bagi sang raja dewata cengkar, ikat kepala yang tadi digelar aji saka melilit tubuh sang raja dan oleh aji saka sang raja dilempar kelaut selatan kemudian dewata cengkar menjadi buaya putih di laut selatandan kemudian aji saka di angkat menjadi raja,

Itulah sekilas tentang aji saka, sekarang kembali pada tulisan huruf jawa,

Dalam mengembara Aji Saka senantiasa diikuti dua orang pengikut setianya. Ketika pengembaraan pada suatu tempat Aji Saka meninggalkan senjata pusakanya dan menyuruh salah seorang pengikutnya untuk menjaga senjata pusaka tersebut (ada versi lain yang menyatakan bahwa Aji Saka pergi mengembara dan senjata pusakanya ditinggalkan di keraton untuk dijaga salah seorang pengikutnya). Aji Saka menyuruh sang abdi untuk menjaga senjata pusaka baik-baik dan tidak boleh menyerahkan senjata pusaka tsb selain kepada Aji Saka sendiri.

Aji Saka kemudian melanjutkan pengembaraan bersama seorang abdi yang lain hingga pada suatu tempat Aji Saka meminta abdinya yang kedua untuk mengambil senjata pusakanya yang ditinggalkan. Pergilah abdi yang kedua untuk mengambil pusaka, tetapi abdi pertama tidak mau menyerahkan pusaka karena dia memegang teguh perintah Aji Saka (hanya boleh menyerahkan pusaka kepada Aji Saka). Di lain pihak, abdi yang kedua juga bersikeras untuk menunaikan tugas dari Aji Saka untuk mengambil pusaka. Karena kedua orang abdi berusaha menjalankan tugasnya masing-masing maka akhirnya terjadilah pertarungan yang cukup seimbang yang mengakibatkan kematian kedua orang utusan tsb.
Sehingga akhirnya kisah tersebut diabadikan dalam huruf Jawa sebagai berikut:

  1. Ha na ca ra ka = Hana caraka = Ada utusan
  2. Da ta saw a la = Data sawala = saling berselisih
  3. Pa dha ja ya nya= Padha jayanya = sama kuatnya
  4. Ma ga ba tha nga = Maga bathanga = sama-sama mati/ menjadi bathang (mayat)

Sebenarnya banyak fersi mengenai asal muasal aji saka dan huruf jawa namun dari semua fersi saya menyukai fersi yang tertulis di atas

Read more...

BUMI MALANG MIG33 COMUNITY

Pengikut

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP