BUMI MALANG MIG33

www.bumimalang.tk
Photobucket
e-book Usaha Toko Sembako
SELAMAT DATANG DI BUMI MALANG SATU BUMI UNTUK MALANG by hagemaru_j
e-book Usaha Toko Sembako hagemaru_j




Sabtu, 26 Juni 2010

Perubahan Zaman Dari bayi Hingga Dewasa

zaman, peradapan, kehidupan merupakan bagian dari sisi kehidupan yang kita jalani, semakin lama zaman semakin maju, semakin maju zaman peradaban semakin berkembang, semakin berkembang peradapan kehidupan semakin berubah.

tidakkah kita sadari jika dunia yang kita tempati memiliki kehidupan seperti kita, kita ( yang jelas manusia bukan kera :D ) mulai melihat dengan dilahirkannya kita di dunia oleh ibu tersayang kita, kita menyebutnya sebagai bayi, pada saat itu, kita tidak bisa apa apa, hanya orang tua lah yang merawat kita, menginjak anak anak kita bisa lakukan apapun akan tetapi masih harus di dampingi oleh orang tua karena kita belum mengerti antara benar salah, hitam putih orang tualah yang membimbing kita. saat remaja kita telah mengetahui benar salah tergantung jalan mana yang kita tempuh semua ada pada diri sendiri. hingga saat dewasa kita telah menemukan jalan yang sesuai yang menurut kita itu jalan yang terbaik, pada saat dewasa ini kita tentu telah berkeluarga dan akan lebih mementingkan keluarga kita sendiri dari. dan sampai saatnya kita menjadi tua, pada saat kita menjadi tua, saat inilah diri kita menjadi seperti balita kembali, karena kita tidak bisa berbuat apa apa tanpa bantuan seseorang atau anak kita .

seperti kehidupan di atas juga sama seperti perubahan zaman, mulai dari zaman adam dan hawa, Adam yang di ciptakan Tuhan mengenal dunia sangatlah indah dia seperti bayi yang baru dilahirkan karena hanya mengenal surga. akan tetapi setelah dia dapat dihasut oleh iblis dia seperti balita yang mudah di tipu. itulah zaman manusia di surga,

dan ketika zaman manusia hanya mencari kesenangan tanpa bisa membedakan hitam dan putih maka mereka seperti pikiran anak anak sehingga tuhan menurunkan para nabi nabi untuk membimbing mereka.

dan ketika peradaban di dunia sudah bisa membedakan antara hitam putih akan tetapi seperti darah anak anak muda yang hanya masalah sedikit timbullah peperangan dimana-mana demi memuaskan ambisi ini seperti masa remaja.

sehingga berubahlah seperti saat ini, peradaban yang dewasa yaitu dunia terbagi atas negara-negara yang lebih mementingkan rakyatnya sendiri..

setelah peradaban dewasa sekarang kita menunggu peradaban menjadi peradaban tua....
dalam peradaban ini, seperti manusia jika tua, maka dunia akan keriput, tandus, kekurangan pangan....
peradaban tua ini dapat kita cegah dengan lebih menyayangi alam, hutan hutan jangan sembarangan ditebang, pendirian bangunan- bangunan pencakar langit harus sesuai ketentuan kelestarian lingkungan...

namun semua ini tetap pada diri kita sendiri, bagaimana kita melestarikan menjaga dunia ini mencegah dunia menjadi tua dan mati.

Read more...

Hanya Pecundang yang Ingin Bunuh Diri


Pada suatu hari ada seorang yang merasa hidupnya sudah mencapai titik puncak kesengsaraan, dari sejak kecil hidupnya berkecukupan tidak merasa kekurangan sama sekali dan dia pun mendapat istri yang sangat cantik dan seorang anak yang ngegemesin usia anak itu 5 tahun.

kehidupan yang harmonis penuh keriangan pada keluarga tersebut menjadi tragis setelah istri dan anaknya meninggal dalam kecelakaan, serasa hidupnya tidak berarti lagi. setelah 3 bulan semenjak kejadian itu hidupnya lontang lantung karena dia merasa hidupnya tiada guna lagi, ditambah setelah perusahaan yang memperkejakan dia mem-PHK dia karena perusahaan menganggap dengan kinerja yang seperti itu hanya akan merugikan perusahaan.


dalam perjalanan pulang setelah di PHK pikirannya yang di hantui bermacam-macam masalah dan merasa dirinya paling menderita maka timbullah keinginan dia untuk bunuh diri, dia memberhentikan mobilnya di sebuah jembatan.

diapun turun dan berdiri di sebuah jembatan, matanya menghadap ke dasar sungai yang curam dan terjam ( dalam hati dia berkata," jika saya loncat, pasti akan langsung mati").

tiba tiba, ada seorang pengemis datang...
pengemis : tuan, minta sedekahnya, saya belum makan sejak tadi pagi ( suasananya sekitar jam 3 sore )

pengecut : si pemuda yang mau bunuh diri pun menengaok ke arah pengemis yang pakeanya compang camping kumal dan tubuhnya bau, si pemuda itu kemudian mengambil dompetnya dan memberikan semua uang yang di dompetnya...

pengemis : ( terkejut melihat uang yang sedemikian banyak ), mengambil uang dari tangan pemuda tersebut dan berkata aaapa ini benar untuk saya tuan :s dengan agak tidak percaya, dan ekspresi wajah yang gembira....

pengecut : dalam hatinya merasa senang karena dapat membuat senang orang lain, pemuda itu berkata dalam hatinya, sebelum aku mati aku dapat menyenangkan orang lain dan dia tersenyum.

pengemis : ( melihat gelagat aneh pada pemuda itu ) tuan sedang apa di ujung jembatan ini...

pengecut : ( berjalan sedikit demi sedikit ke ujung jembatan )

pengemis : tunggu tuan!!!

pengecut: (dia menoleh)

pengemis: aku tidak mau menerima pemberian dari pecundang dan pengecut sepertimu, ini uangmu, ku kembalikan lebih baik aku tidak makan seharian dari pada menerima pemberian dari seorang pengecut.
dan sipengemis mengembalikan uang tersebut dan kemudian pergi meninggalkan pemuda tersebut

pengecut : dia termenung melihat pengemis yang telah meninggalkannya sambil memberikan uang pemberiannya, kebahagian sejenak akibat dia memberi kini telah sirna, dia berpikir ternyata dengan memberi bisa membuat dia bahagia dan seorang pengemis yang hidupnya sebatang kara meminta minta untuk bertahan hidup sementara aku hanya seorang pengecut dan pecundang yang mencoba mengakhiri hidup.

akhirnya pemuda itu sadar dan mengurungkan niatnya dan kembali pulang kerumah dengan lembaran baru "Daripada berani mati secara pengecut, jauh lebih baik berani hidup secara ksatria"






inspirasi : andriewonso.com

Read more...

BUMI MALANG MIG33 COMUNITY

Pengikut

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP