BUMI MALANG MIG33

www.bumimalang.tk
Photobucket
e-book Usaha Toko Sembako
SELAMAT DATANG DI BUMI MALANG SATU BUMI UNTUK MALANG by hagemaru_j
e-book Usaha Toko Sembako hagemaru_j




Minggu, 18 September 2011

Cinta Sejati

Seorang bijak berkata kepadaku, “Anakku, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau 


miliki?” Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku 


dengarkan baik-baik setiap hikmah yang menyemburat seperti cahaya.

Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap esensi cinta yang 



akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu nanti, karena setiap pertanyaan itu terlahir dari 


akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan 


jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta.

Lihat batang bunga mawar itu. Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah 



dan harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam, tak akan pernah 


mawar itu menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar 


dan daun lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar yang harum. Demikian juga 


dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di 


dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.

Anakku, begitu sering kau bicara cinta. Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada 



agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada 


kebenaran, cinta kepada Tuhan… Apakah isi atau esensi dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta 


suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, 


cinta pertama, … Apakah benar begitu, anakku?


Mungkin di kampung kau punya seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap 


hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah 


kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu 


sepenuh hati. Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang 


fantastis. Hatimu goyah, dan kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau 


rela menjual cinta. Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan 


selalu senang ketika menungganginya. Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan 


kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang kau 


cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada 


harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.


Kau sudah punya istri. Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau bilang, dia adalah 



pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta 


sejati, sehidup semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, 


kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena sudah biasa. Ketika 


dia sakit yang ke lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika pertama 


kali kau bersamanya. Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah 


marah dan kesal. Tidak seperti pertama kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf. Dan kelak 


ketika dia sudah keriput kulitnya, akan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu 


mendukung perjuanganmu lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau 


mencintainya, karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena dia 


mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.




Kau punya sahabat. Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya, 



dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara. Kau pun 


menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa 


digantikan oleh harta. Namun suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan 


keyakinanmu. Setengah mati kau berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, 


karena dia yakin itulah jalannya. Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa 


dia bukan sahabatmu, bukan saudaramu lagi. Dan perjalanan kalian sampai di situ. Kau 


mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, 


mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun 


ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.


Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan 



fakir miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan 


kelak kau bisa bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu, dan 


kau pun marah dan membakar tanpa ampun. Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak 


untuk mengutamakan cinta dan maaf? Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, 


saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau 


halalkan darahnya. Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhlukNya yang seperti ini, 


meskipun mereka bersujud atau menghinaNya? Kau cinta kepada agamamu, tapi kau 


persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri.




Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada 



sesuatu itu, selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love. Cintamu adalah Selfish 


Love, cinta yang mengharapkan, cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur 


ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang 


mengaspal jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau 


keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan 


nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun berubah, ketika 


hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar melintasinya. Lapisannya mengelupas, 


dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu. Cinta yang bukan True Love, adalah cinta 


yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Kau harus 


memahami hal ini, anakku.


Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cintaNya. Dia mencintai setiap yang 


hidup, dengan cinta (rahman) yang sama, tidak membeda-bedakan. Manusia yang 


menyembahNya dan manusia yang menghinaNya, semua diberiNya kehidupan. 


KekuasaanNya ada di setiap yang hidup. Dia tidak meninggalkan makhlukNya, hanya karena 


si makhluk tidak lagi percaya kepadanya. Jika Dia hanya mencintai mereka yang 


menyembahNya saja, maka Dia namanya pilih kasih, Dia memberi cinta yang berharap, 


mencintai karena disembah. Dia tidak begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaanNya. Itulah 


True Love. Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta 


kepunyaan Tuhan. Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu. Tanam 


bibitnya, pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.




Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu pada yang kau cintai, maka 



selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, True Love. Cinta sejati hanya 


kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau 


mencintai istrimu, bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat, tapi yang kau 


lihat “Ya Allah! Ini ciptaanMu, sungguh cantiknya. Ini kebaikanMu yang kau sematkan dalam 


dirinya.” Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang berseberangan, kau 


lihat pancaran CahayaNya dalam diri mereka, yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau 


harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau cintai, setiap yang kau lihat. Ketika kau 


melihat makanan, kau bilang “Ya Allah, ini makanan dariMu. Sungguh luar biasa!” Ketika kau 


melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupanNya yang mewujud dalam diri 


kucing itu. Ketika kau mengikuti sebuah ajaran, kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu, 


bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu. Ketika kau melihat keyakinan lain, kau lihat 


Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan maksud yang kau belum 


mengerti.



Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang, saat itulah kau akan 


memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat dan terfokus pada 


yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan harta benda yang 


kau cintai. Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi, agama, istri, dan harta 


benda, dimana Dia berada di titik pusat itu. Cintamu langsung melihat Dia.



Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku. Maka, dalam 


dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahayaNya. Dirimu harus seperti bunga mawar 


yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah lah akan tampak kehindahan di dalamnya, 


dan tersebar bau wangi ke sekitarnya. Mawar yang tertutup, yang masih kuncup, ibarat 


cahaya yang masih tertutup oleh lapisan-lapisan jiwa. Apalagi mawar yang masih berupa 


batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, mekarkan mawarmu.


Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri saja lah yang akan memancarkan cahayaNya. 



Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya, akan menutup 


cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri, dan harta benda. Lihat kembali, anakku, 


akan pengakuanmu bahwa kau telah berserah diri. Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, 


apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak darimu? Apakah Dia membernarkan 


pengakuanmu? Ketika kau bilang “Allahu Akbar,” apakah kau benar-benar sudah bisa melihat 


keakbaran Dia dalam setiap yang kau lihat? Jika kau masih erat mencintai berhala-


berhalamu, maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih panjang. Jalanmu 


menuju keber-Islam-an masih di depan. Kau masih harus membuka kebun bunga mawar 


yang terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya Dia-lah yang memegang kunci kebun itu. 


Mintalah kepadaNya untuk membukanya. Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu. 


Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-


jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah, dan 


bertawakkallah. InsyaAllah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua, mawar itu akan 


berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana.


Semoga Allah membimbingmu, anakku.

oleh :M. R. Bawa Muhaiyaddeen

0 komentar:

BUMI MALANG MIG33 COMUNITY

Pengikut

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP