Sepenggal Kenangan Pilu Antara Aku Kamu dan Dia (cerpen fiktif)
asholatu khoiruminannaum
terdengar suara adzan shubuh telah selesai namun badan ini terasa berat untuk bangun, namun Allhamdulillah seperti biasa aku dapat bangun dan melaksanakan kewajiban yang di ajarkan di agama saya. namun setelah selesai sholay entah kenapa saya ingin tidur lagi, terasa badan masih capek dan mata ingin terus di pejamkan.
di antara setengah sadar dan tidurku aku mendengar Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un namun sebelum ku tahu siapa yang meninggal hari ini keburu berada di alam mimpi jiwaku.
Tepat pukul; 05.30 wib ibuku membangunkan aku dan mengabarkan berita duka, dengan mata lembab ibu membangunkan aku dan mengatakan bahwa mas joko tunanganku telah meninggal, padahal kita akan menikah seminggu lagi, antara percaya dan tidak antara sadar dan tidak "akh, jangan bercanda bu!!" ak berkata pada ibuku, sambil meneteskan air mata ibu berkata "enggak nduk ibu ngak bercanda"
seakan waktu berhenti diriku mematung mendengarkan perkataan ibu, aku tidak percaya ini hanyalah mimpi "bu, ini semua mimpi kan?" ak mencoba menyadarkan diri antara ketidak percayaan dalam diriku. "yang sabar ya nduk", ibu memeluk dan ingin membuatku tetap tegar akan tetapi tak terasa air mataku berlinangan membasahi pipiku tak kuasa aku menangis, dalam hati aku bertanya bagaimana ini bisa terjadi? beribu pertanyaan terjadi dihatiku apa karena larangan dari mas joko ku langgar, mas joko sering mengatakan jangan tidur setelah sholat shubuh karena pintu rizkimu akan tertutup.
tepat pukul 06.00 wib rumah mas joko yang biasanya sepi kini ramai bnayak orang datang di depan pintu rumah seakan aku tak kuasa melihat tubuh mas joko yang tergeletak sudah dikafani dan lubang hidung yang ditutup kapas aku pun berlari ke arah mas joko tak ku pedulikan orang orang di sekelilingku, ku peluk ku goyang goyang tubuhnya, ku panggil pangil namanya mas joko mas joko. se akan dia tuli tidak mendengar teriaakanku aku pun semakin jadi menangis " mas joko mana janjimu setia menemani selalu disisiku" ku terus saja menggerakkan tubuhnya se akan diriku masih ragu kalo mas joko telah menninggalkanku untuk selamanya.
ibu mas jokomengangkatku dari tubuh mas joko " yang sabar istighfar ndug" kata ibu mas joko. aku pun memeluk kami berdua menangis tersedu sedu..
dari cerita ibu mas joko meninggalnya terjebur ke jurang saat pulang dari malang , waktu itu ketika mas joko menyalip bus puspa indahjurusan kediri namun karena jalalan yang masih licin habis tersiram air hujan saat menyalip bus dari arah berlawanan ada seorang kakek pengendara sepeda angin namun joko malah memilih menghindari menabrak kakek dan akhirnya motornya melaju lurus ke arah jurang.
dalam hati aku berkata akhkenapa kamu memilih masuk jurang kenapa tidak kau tabrak saja kakek itu, bukankah dia sudah kakek kakek, sudah waktunya meninggal, sedangkan kamu masih muda masa depanmu masih panjang, jika kamu tak sanggup melihat orang menderita cobalah pikirkan diriku yang menantimu disini akh kamu memamng bodoh kenapa kmu terlalu baik apakah orang lain akan baik juga kepadamu.
ayahku pun berusaha menenagkanku "memang ini sudah jadi suratan yang di atas ndug, kita hanya bisa ikhlas memang sudah digariskan di tangan joko bahwa kematiannya telah ditentukan"
kemudian timbul keinginan yang mustahil di hatiku se andainya mas aku melarang mas joko ke malang, se andainya aku tahu malaikat maut akan menjemputnya di malang, se andainya separuh umurku yang terisa dapat untuk mas joko sehingga kita bisa hiodup bersama namun aku hanyalah manusia biasa.
ku teringat 2 hari yan lalu saat kami berdua memilih gedung buat resepsi pernikahan, hari itu dia tampak beda dia menuruti apa mauku , walau memang mauku selalu dituruti namun kali ini dia menyegerakan apa yang ku mau tanpa menunda . di awali setelah membayar gedung resepsi dan catring untuk undangan aku mengajak mas joko ke pasar untuk belanja keperluan pernikahan kami yang belum terpenuhi.
ternyata di pasar mas joko punya langganan toko yang kata mas joko itu toko langganan keluarga kami, saat kami berdua datang, senyum cerah dari wajah yang punya toko menyambut kami, dan pemilik toko langsung mendahulukan kami padahal antriannya cukup banyak, dengan menyuruh salah satu pembatunya. saat kita dalam perjalanan pulang aku melihat nota pembeliannya, " loh mas kok harganya lebih mahasl dari toko yang biasa aku kunjungi?" , okh paling juga selisihnya Rp 300,- sampai Rp 500,- perbarang lagian itu tak masalah karena pelayannannya baik dan kita di dahulukan dari pembeli yang lain.
dalam hati aku pun berpikir ia ya mas joko dari kelurga berada jadi tidak ambil pusing sama uang sementara saya dari keluarga biasa biasa saja yang hidup ala kadarnya, dan tidak aku pungkiri ketertarikanku pada mas joko karena keluarganya yang terpandang dan keluarga cukup mampu untuk ukuran orang di desa dan mas joko sendiri adalah PNS yang tentu masa depan aku akan cerah. namun aku tidak suka dikatakan matre karena aku memang benar benar suka pada mas joko sejak aku kelas satu SMA dan mas joko sendiri waktu itu telah mkuliah di PTN ternama di malang saat liburan kuliah setiap pagi mas joko selalu lari lari keliling kampung dan aku selalu didepan rumah dengan pura pura menyapu halaman aku mencuri pandang ketika mas joko lewat, walau dia kelihatan biasa biasa saja entah daya tarik apa yang di pancarkan mas joko menurutku dia sangat manis orangnya, lima tahun berlalu seakan aku tak percaya saat ibuku mengatakan bahwa mas joko tertarik padaku dan berkeinginan melamarku, ku lihat pancaran kebahagiaan di kedua orang tuaku sangat jelas meraka berusaha membujukku untuk mau dengan mas joko, sebenarnya tanpa kalian bujuk pun aku tak kuasa menolak mas joko karena dialah pria idamanku.
saat pertama kali mas joko mengajakku keluar, dia bertanya "apakah kamu punya masa lalu yang belum terselesaikan?" aku pun menjawab " maksudnya mas?" kemudian mas joko berkata"mungkin beberapa hari yang lalu kamu punya pacar dan karena orang tuamu menjodohkan denganku kamu memutuskan pacarmu, jujur saja ini untuk kebaikan kita berdua nantinya?" "akh saya belum pernah pacaran kok mas" dengan muka memerah aku menjawab pertanyaan mas joko, "kalo mas joko apakah punya masa lalu yang belum terselesaikan" tanyaku pada mas joko "akh ngak ada semua permasalahan di belakang sudah aku selesaikan, aku sudah memilihmu berarti aku hanya ingin menatap kedepan tidak ingin menoleh ke belakan" jawaban mas joko dengan senyum manis dibibirnya
tinnnnnnntiinnnnnnnnnnnnnnnn suara bel mobil membangunkan aku dari lamunan saat pertama ku keluar dengan mas joko, "tampakny kita dah sampai rumah dekm ayo turun, oh ia dek, besok aku ke malang mau menyebar undangan ke teman teman di malang" kata mas joko "aku ikut ya mas" kataku sambil ku melingkarkan tanganku di lenganya "akh jagan ntar kamu jatuh sakit di malang hawanya dingin beda di kediri yang panas tubuhmu akan sulit beradaptasi jika baru saja masuk malang" mendengar larangan mas joko aku hanya menuruti saja sambil tersenyum " ia deh mas, adek nurut mas"
memasuki rumah aku disambut ibu mas joko yang orangnya ramah, di sela sela obrolan kami mas joko berkata " bu, besok aku ke malang maunyebar undangan ke anak anak di malang" ibu pun menjawab " loh lewat sms apa ngak bisa toh le, atau lewat facebook" wah gaul baget ibunya tahu facebook padahal kita kan hidup di dasa dalam hati ku berkata. kemudian mas joko berkata" akh kurang sopan kesannya bu, ntar aku di ejek anak anak wuih nikah irit banget undangan disebar lewat facebok gag usah mahal mahal ke percetakan cukup seribu online di warnet" ibu pun menjawab " tapi lo le (le adalah sebutan orang jawa untuk anak laki lakinya) kalo orang mau nikah itu ndak boleh pergi kemana mana, karena dihawatirkan terjadi sesuatu" mas joko berkata" kh itu hanya tahayul bu, aku kan orang berpendidikan, lagian kalau kita ndak percaya ya tidak akan terjadi apa apa akan?" . "ya pokoknya hati hati ya le, wulan ngak kamu ajak to le" kata ibu yang membolehkan mas joko untuk kemalang " "wulan di rumah saja bu kasian kecapekan ntar, seminggu lagi kita kan menikah, kalo dia sakit wah berabe" demikian lah mas joko menjawab perkataan ibu.
malam harinya mas joko mengajakku jalan jalan keliling kota , seperti biasa dunia seakan milik kita berdua, seakan mas joko tahu apa yang aku inginkan sehingga aku merasa amat sangat bahagia bersamanya. saat mengantarku pulang di depan pintu mas joko mencium bibir ku, ini pertama kalinya bibirku di cium lelaki seakan mataku tak kuasa terpejam dan menikmati gairah didada namun hanya 1 menit kedua bibir kami brtemu, bayangan ciuman dan perasaan yang aneh dibibirku pun menghantarkan aku sampai ke alam mimpi yang indah.
pagi harinya aku terbangun dan melihat telphonku berdering dari mas joko yang mengajakku untuh sholat shubuh jamaah di masjid, se usai sholat kita jalan jalan keliling kampung karena bertepatan dengan hariminggu jadi lumayan ramai orang yang jalan jalan, dan ketika berpapasan dengan teman teman perempuankua seperti biasa jika aku berjalan sama mas joko mereka selalu serentak berkata "mazzz jokooo, tak'u uk" dan di iringi tawa aku pun melotot dan bilang" hustt" dengan marah yang asal alasan namun seperti biasa teman teman hanya bilang "pizzz wull" sambil menjulurkan lidah mereka lari, saat ku tatap mas joko dia hanya tersenyum.
tak hanya teman temanku segerombolan anak anak kecil pun menyoraki mas joko " mazzzz jokooooo tak' uuk " kemudian saat menoleh ke anak anak itu mereka juga langsung lari padahal mas joko hanya tersenyum. dan sejujurnya sejak aku jadian dengan mas joko ketika aku kangen aku akanmemutar lagu dangdut mas joko dan inilah liriknya duh aduh pipiku dicium mas joko
duh aduh bibirku disentuh mas joko
i love you katanya, ka yung yun katanya
sekujur tubuhku merinding jadinya ** ku tak enak makan terbayang mas joko
ku tak nyenyak tidur terbayang mas joko
mas joko ta’ uk uk , mas joko ya uk uk
membara cintaku membara rinduku reff:
berkumis tipis si hitam manis
tak jemu-jemu ku memandangmu
segudang pria berwajah tampan
cintaku hanyalah mas joko-ku sayang repeat *, **, reff
repeat *, **, reff duh aduh pipiku dicium mas joko
duh aduh bibirku disentuh mas joko
duh aduh pipiku dicium mas joko
duh aduh bibirku disentuh mas joko
sebelum dia berangkat kemalang, mas joko kerumahku lagi dan pamit sama aku dan ibuku dan itulah terakhir kali aku bertemu mas joko saat dia masih dapat tersenyum itulah kenangan indahku kini jenazah mas joko telah di berangkatkan menuju peristirahatan terakhirnya di dunia ini, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, sepertinya aku ingin mati saja, apa yang akan di katakan orang-orang desa kepadaku kasihan ataukah senang melihatku menderita. terasa hidup ini tak ada artinya lagi. tiba tiba terdengar suara mobil dan mobil honda jazz ber plat AD telah memasuki halaman rumah mas joko, turun 2 orang perempuan dan satu orang lelaki dan yang satu orang sepertinya sopoi karena tak ikut turun sepertinya se umuran mas joko sepertinya mereka teman kuliah mas joko dulu karena dari pakain dan tata rias menunjukkan mereka orang kota dan orang berpendidikan . Dari kejahuan sudah terlihat, salah satu dari 2 wanita itu sudah berlinangan air mata, dia pun menyalami ibu dan aku dan menanyakan kejadian yang menimpa mas joko sebelumnya dia menanyakan siapa non ini wanita yang menangis itu bilang dia bernama dina anak solo teman kuliah mas joko yang membuat saya bertanya di gati adalah kenapa sikapnya berbeda dengan 2 teman yang lain sepertinya dia orang sepesial dari masa lalu mas joko, ibu pun menjelaskan kejadian naas yang menimpa mas joko, saat cerita dari ibu selesai dia pun semakinhisteris menangis dan kepalanya bersujud di kedua paha ibu yang lagi duduk, "maaf kan saya bu karena saya yang memaksanya untuk bertemu yang terakhir kalinya, dia kemalang menemui saya" kata wanita itu yang menangis di angkuan ibu kemudian ibu menyuruhku mengambil teh untuk mereka, aku pun pergi ke belakang. yang jadi pertanyaanku adalah siapa wanita itu, kenapa mas joko menemuinya, akh mungkin dia salah satu temannya yang di kasih undangan aku mencoba berpikir positiv. tiba tiba adik mas joko datang mengambil minuman yang ku buat," eee ini bukan untukmu, ini untuk tamu yang didepan" kataku "buat siapa seh mbak" kata adik mas joko " itu kamu kenal a orang yang didepan?" aku dan adik mas joko mengintp dari korden " sepertinya wajahnya tidak asing" kata adik mas joko kemudian dia membuka facebook di hape dan memperlihatkan 1 acount kepadaku brnama Dina Mawar Merah Berduri " nah ini kan dia mbak" adik mas joko pun memperlihatkan profilnya dan memang dari solo kemudian aku bertanya "mang dia sangat dekat ya sama mas joko" kenudian adik mas joko menjawab " diaadalah mantan mas joko mbak" jawaban adik mas joko membuat diriku seakan tak bisa bergerak, aku pun lari kerumah tak ku pedulikan pesan ibu untuk membuatkan minuman, seakan aku tak percaya kenapa mas joko lakukan ini berbohong kepadaku, bukankah dulu urusan masa lalunya telah selesai. kenapa masih menemui mantan kekasih nya apakah ini arti kejujuran yang kau ajarkan padaku, apakah ini arti kesetiaan yang kau ajarkan padaku, dan aku tak tahu apa yang kalian lakukan disana. aku tak tahu urusan apa yang belum selesai antara kalian berdua, apakah ini suatu penghianatan padaku. sejuta pertanyaan menyelimutiku, aku ingin bertanya langsung kepada wanita itu tapiaku takut malah akan membuat semakin sakit hati ini, aku pun berandai lagi seamdainya waktu dapat di ulang aku ingin ikut dengan mas joko dan ingin tahu apa rahasia yang kau sembunyikan padaku dan kalau tuhan menginginkan nyawamu biarkan aku ikut menemanimu.
asholatu khoiruminannaum
di antara setengah sadar dan tidurku aku mendengar Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un namun sebelum ku tahu siapa yang meninggal hari ini keburu berada di alam mimpi jiwaku.
Tepat pukul; 05.30 wib ibuku membangunkan aku dan mengabarkan berita duka, dengan mata lembab ibu membangunkan aku dan mengatakan bahwa mas joko tunanganku telah meninggal, padahal kita akan menikah seminggu lagi, antara percaya dan tidak antara sadar dan tidak "akh, jangan bercanda bu!!" ak berkata pada ibuku, sambil meneteskan air mata ibu berkata "enggak nduk ibu ngak bercanda"
seakan waktu berhenti diriku mematung mendengarkan perkataan ibu, aku tidak percaya ini hanyalah mimpi "bu, ini semua mimpi kan?" ak mencoba menyadarkan diri antara ketidak percayaan dalam diriku. "yang sabar ya nduk", ibu memeluk dan ingin membuatku tetap tegar akan tetapi tak terasa air mataku berlinangan membasahi pipiku tak kuasa aku menangis, dalam hati aku bertanya bagaimana ini bisa terjadi? beribu pertanyaan terjadi dihatiku apa karena larangan dari mas joko ku langgar, mas joko sering mengatakan jangan tidur setelah sholat shubuh karena pintu rizkimu akan tertutup.
tepat pukul 06.00 wib rumah mas joko yang biasanya sepi kini ramai bnayak orang datang di depan pintu rumah seakan aku tak kuasa melihat tubuh mas joko yang tergeletak sudah dikafani dan lubang hidung yang ditutup kapas aku pun berlari ke arah mas joko tak ku pedulikan orang orang di sekelilingku, ku peluk ku goyang goyang tubuhnya, ku panggil pangil namanya mas joko mas joko. se akan dia tuli tidak mendengar teriaakanku aku pun semakin jadi menangis " mas joko mana janjimu setia menemani selalu disisiku" ku terus saja menggerakkan tubuhnya se akan diriku masih ragu kalo mas joko telah menninggalkanku untuk selamanya.
ibu mas jokomengangkatku dari tubuh mas joko " yang sabar istighfar ndug" kata ibu mas joko. aku pun memeluk kami berdua menangis tersedu sedu..
dari cerita ibu mas joko meninggalnya terjebur ke jurang saat pulang dari
dalam hati aku berkata akhkenapa kamu memilih masuk jurang kenapa tidak kau tabrak saja kakek itu, bukankah dia sudah kakek kakek, sudah waktunya meninggal, sedangkan kamu masih muda masa depanmu masih panjang, jika kamu tak sanggup melihat orang menderita cobalah pikirkan diriku yang menantimu disini akh kamu memamng bodoh kenapa kmu terlalu baik apakah orang lain akan baik juga kepadamu.
ayahku pun berusaha menenagkanku "memang ini sudah jadi suratan yang di atas ndug, kita hanya bisa ikhlas memang sudah digariskan di tangan joko bahwa kematiannya telah ditentukan"
kemudian timbul keinginan yang mustahil di hatiku se andainya mas aku melarang mas joko ke malang, se andainya aku tahu malaikat maut akan menjemputnya di malang, se andainya separuh umurku yang terisa dapat untuk mas joko sehingga kita bisa hiodup bersama namun aku hanyalah manusia biasa.
ku teringat 2 hari yan lalu saat kami berdua memilih gedung buat resepsi pernikahan, hari itu dia tampak beda dia menuruti apa mauku , walau memang mauku selalu dituruti namun kali ini dia menyegerakan apa yang ku mau tanpa menunda . di awali setelah membayar gedung resepsi dan catring untuk undangan aku mengajak mas joko ke pasar untuk belanja keperluan pernikahan kami yang belum terpenuhi.
ternyata di pasar mas joko punya langganan toko yang kata mas joko itu toko langganan keluarga kami, saat kami berdua datang, senyum cerah dari wajah yang punya toko menyambut kami, dan pemilik toko langsung mendahulukan kami padahal antriannya cukup banyak, dengan menyuruh salah satu pembatunya. saat kita dalam perjalanan pulang aku melihat nota pembeliannya, " loh mas kok harganya lebih mahasl dari toko yang biasa aku kunjungi?" , okh paling juga selisihnya Rp 300,- sampai Rp 500,- perbarang lagian itu tak masalah karena pelayannannya baik dan kita di dahulukan dari pembeli yang lain.
dalam hati aku pun berpikir ia ya mas joko dari kelurga berada jadi tidak ambil pusing sama uang sementara saya dari keluarga biasa biasa saja yang hidup ala kadarnya, dan tidak aku pungkiri ketertarikanku pada mas joko karena keluarganya yang terpandang dan keluarga cukup mampu untuk ukuran orang di desa dan mas joko sendiri adalah PNS yang tentu masa depan aku akan cerah. namun aku tidak suka dikatakan matre karena aku memang benar benar suka pada mas joko sejak aku kelas satu SMA dan mas joko sendiri waktu itu telah mkuliah di PTN ternama di malang saat liburan kuliah setiap pagi mas joko selalu lari lari keliling kampung dan aku selalu didepan rumah dengan pura pura menyapu halaman aku mencuri pandang ketika mas joko lewat, walau dia kelihatan biasa biasa saja entah daya tarik apa yang di pancarkan mas joko menurutku dia sangat manis orangnya, lima tahun berlalu seakan aku tak percaya saat ibuku mengatakan bahwa mas joko tertarik padaku dan berkeinginan melamarku, ku lihat pancaran kebahagiaan di kedua orang tuaku sangat jelas meraka berusaha membujukku untuk mau dengan mas joko, sebenarnya tanpa kalian bujuk pun aku tak kuasa menolak mas joko karena dialah pria idamanku.
saat pertama kali mas joko mengajakku keluar, dia bertanya "apakah kamu punya masa lalu yang belum terselesaikan?" aku pun menjawab " maksudnya mas?" kemudian mas joko berkata"mungkin beberapa hari yang lalu kamu punya pacar dan karena orang tuamu menjodohkan denganku kamu memutuskan pacarmu, jujur saja ini untuk kebaikan kita berdua nantinya?" "akh saya belum pernah pacaran kok mas" dengan muka memerah aku menjawab pertanyaan mas joko, "kalo mas joko apakah punya masa lalu yang belum terselesaikan" tanyaku pada mas joko "akh ngak ada semua permasalahan di belakang sudah aku selesaikan, aku sudah memilihmu berarti aku hanya ingin menatap kedepan tidak ingin menoleh ke belakan" jawaban mas joko dengan senyum manis dibibirnya
tinnnnnnntiinnnnnnnnnnnnnnnn suara bel mobil membangunkan aku dari lamunan saat pertama ku keluar dengan mas joko, "tampakny kita dah sampai rumah dekm ayo turun, oh ia dek, besok aku ke malang mau menyebar undangan ke teman teman di malang" kata mas joko "aku ikut ya mas" kataku sambil ku melingkarkan tanganku di lenganya "akh jagan ntar kamu jatuh sakit di malang hawanya dingin beda di kediri yang panas tubuhmu akan sulit beradaptasi jika baru saja masuk malang" mendengar larangan mas joko aku hanya menuruti saja sambil tersenyum " ia deh mas, adek nurut mas"
memasuki rumah aku disambut ibu mas joko yang orangnya ramah, di sela sela obrolan kami mas joko berkata " bu, besok aku ke malang maunyebar undangan ke anak anak di malang" ibu pun menjawab " loh lewat sms apa ngak bisa toh le, atau lewat facebook" wah gaul baget ibunya tahu facebook padahal kita kan hidup di dasa dalam hati ku berkata. kemudian mas joko berkata" akh kurang sopan kesannya bu, ntar aku di ejek anak anak wuih nikah irit banget undangan disebar lewat facebok gag usah mahal mahal ke percetakan cukup seribu online di warnet" ibu pun menjawab " tapi lo le (le adalah sebutan orang jawa untuk anak laki lakinya) kalo orang mau nikah itu ndak boleh pergi kemana mana, karena dihawatirkan terjadi sesuatu" mas joko berkata" kh itu hanya tahayul bu, aku kan orang berpendidikan, lagian kalau kita ndak percaya ya tidak akan terjadi apa apa akan?" . "ya pokoknya hati hati ya le, wulan ngak kamu ajak to le" kata ibu yang membolehkan mas joko untuk kemalang " "wulan di rumah saja bu kasian kecapekan ntar, seminggu lagi kita
malam harinya mas joko mengajakku jalan jalan keliling
pagi harinya aku terbangun dan melihat telphonku berdering dari mas joko yang mengajakku untuh sholat shubuh jamaah di masjid, se usai sholat kita jalan jalan keliling kampung karena bertepatan dengan hariminggu jadi lumayan ramai orang yang jalan jalan, dan ketika berpapasan dengan teman teman perempuankua seperti biasa jika aku berjalan sama mas joko mereka selalu serentak berkata "mazzz jokooo, tak'u uk" dan di iringi tawa aku pun melotot dan bilang" hustt" dengan marah yang asal alasan namun seperti biasa teman teman hanya bilang "pizzz wull" sambil menjulurkan lidah mereka lari, saat ku tatap mas joko dia hanya tersenyum.
tak hanya teman temanku segerombolan anak anak kecil pun menyoraki mas joko " mazzzz jokooooo tak' uuk " kemudian saat menoleh ke anak anak itu mereka juga langsung lari padahal mas joko hanya tersenyum. dan sejujurnya sejak aku jadian dengan mas joko ketika aku kangen aku akanmemutar lagu dangdut mas joko dan inilah liriknya
duh aduh bibirku disentuh mas joko
i love you katanya, ka yung yun katanya
sekujur tubuhku merinding jadinya
ku tak nyenyak tidur terbayang mas joko
mas joko ta’
membara cintaku membara rinduku
berkumis tipis si hitam manis
tak jemu-jemu ku memandangmu
segudang pria berwajah tampan
cintaku hanyalah mas joko-ku sayang
repeat *, **, reff
duh aduh bibirku disentuh mas joko
duh aduh pipiku dicium mas joko
duh aduh bibirku disentuh mas joko
0 komentar:
Posting Komentar