BUMI MALANG MIG33

www.bumimalang.tk
Photobucket
e-book Usaha Toko Sembako
SELAMAT DATANG DI BUMI MALANG SATU BUMI UNTUK MALANG by hagemaru_j
e-book Usaha Toko Sembako hagemaru_j




Rabu, 16 Maret 2011

Beruang Kecil Yang tak Pernah Mengakui Kesalahan

Suatu hari  di hutan belantara ada suatu keluarga, yaitu keluarga beruang , keluarga ini mempunyai 3 anak dan anak yang paling kecil selain manja juga mempunyai kebiasaan buruk yaitu sering menyalahkan orang lain jika suatu musibah menimpanya, contohnya ketika ibunya mengepel lantai ibunya sudah memperingatkannya “jangan lewat situ, masih basah “ namun anak ini bialang “ akh.. ngak papa aku lewat pinggir kelihatannya sudah kering kok”  namun kejadian yang tak di inginkan pun terjadi  si anak itu pun terjatuh dan terpeleset, ibunya pun berkata aduuh kan udah ibu peringatkan” si anak ini malah menjawab “ini semua salah ibu ngapain tidak tadi pagi aj ngepelnya, kalo tadi pagi kan lantainya sekarang sudah kering”
Begitulah anak tersebut selalu menyalahkan orang disekitarnya kalau dia mengalami musibah, namun beda halnya dengan ayahnya, suatu hari anak itu ketika berangkat sekolah ( anak beruang ini masih kelas 2 sd jadi berangkat pulang sekolah masih di antar jemput) ayahnya berpesan “nanti pulang dari sekolah langsung pulang ya jangan main kmana mana, mav ayah ngak bias menjemput soalnya ayah ada rapat” anaknya pun menjawab “ia yah”
Namun hari itu hari bebas yaitu hari dimana setelah seminggu melakukan ujian semester dan sekolah pun memulangkan murid-muridnya lebih awal. Namun dalam pikiran murid itu wah masih pagi maen PS an dulu ama anak anak akh…
Jam berganti jam pagi berganti siang sore menjadi semakin sore…..
Sementara ketika ayah si beruang pulang kerumah si ibu beruang menanyakan anaknya “loh pa, beruang kecil kmana?” ayah beruang pun menjawab “ loh belum pulang dari tadi ta ma” kepanikan di keluarga beruang pun terjadi ibu, kakak-kakak beruang dan ayah beruang mencari ketetangga – tetangga jerapah, gajah maupun kambing… namun semuanya tak menjumpai si anak beruang itu.
Sementara di tempat PS-an terdengarlah suara bedug ditabuh dan langit mulai gelap terdengar pula suara adzan berkumandang betapa kagetnya si anak jerapah “hah gawat sudah maghrib’’ si anak beruang pun berkemas kemas dan pulang.
Ketika sampai dirumah momok wajah ayah beruang pun terlihat menakutkan aura merah terpancar dari wajah maupun sorot mata ayah beruang, ayah beruang pun bertanya :
Ayah beruang : dari mana kamu?
Anak beruang : (tentu saja tidak ingin mengatakan maen PS-an sehingga lupa waktu) aa anu belajar kelompok  ama heri ( heboh sendiri) dan abi (anak banyak ide)
Ayah beruang : tadi kok ngak beriahu dulu? Kan tadi ayah bilang langsung pulang?
Anak beruang: ya semua ini gara gara ayah rapat coba kalo ngak rapat aku kan ngak perlu nebeng sama heri dan di ajak kerja kelompo…
Ayah beruang : udah besok uang  jajanmu ku potong 50 %,
Anak beruang : mukanya murung dan memelas
Ayah beri hukuman pada anak beruang supaya merenungi kasalahannya dan supaya mengingat ingat bahwa jika tindakkanya seperti itu akan mendapat hukuman yang berat  dan ketika akan melakukan sesuatu si anak  beruang akan teringat apa akibatnya.
Namun tampaknya hukuman yang diberikan ayahnya belum bisa mencerahkan hati anak beruang tersebut dan hukuman tidak akan muncul kalau anak beruang tidak melakukan kesalahan,
Setelah mendapat hukuman dari ayahnya anak beruang pun disuruh makan oleh ibunya “ayo makan dulu, udah ibu persiapkan” tapi anak beruang ini malah menyalahkan ibunya atas hukuman yang diterimanya “gara gara ibu tidak belikan aku hp sehingga aku tidak tahu kalau ayah dah pulang” namun ibunya yang baik hati dan penuh rasa sabar menghadapi tingkah anaknya hanya tersenyum dan bilang “ ia bulan depan ibu dapat arisan kamu akan ku belikan hp, sekarang makan dulu ya”
Hari berganti hari namun sikap beruang masih tetap belum berubah yaitu menyalahkan orang disekitarnya jika suatu musibah menimpanya, dan ketika itu  anak beruang melihat ada sarang lebah dan terdapat madu yang menggiurkan di sarang tersebut, si anak beruang pun tanpa piker panjang mengambil madu itu dan tentu saja seperti apa yang pembaca perkirakan ratusan lebah keluar dari sarangnya, si anak beruang pun lari dan di kejar puluhan lebah beberapa diantaranya menyengat sekujur tubuh lebah, untung saja ayahnya dating dengan obor mengusir kawanan lebah yang menyengat anaknya, anak lebah pun menangis merasakan sakitnya sengatan lebah..
Ayah beruang pun menggendong anaknya pulang kerumah sesampainya di rumah ibu beruang sangat terkejut “lallalala km knapa nak bentol semua tubuhmu” anak beruang pun menjawab sambil menangis “ ini semua gara gara ayah terlambat datang, kalau dating lebih cepat kan aku ngak disengat lebah”


Mendengar  jawaban itu si ayah lebah pun mengambil sebuah kertas (ukuran 4A) dan sebuah bolpoin kemudian member I titik di tengah tengah kertas tersebut, dan berkata pada anak beruang:
Ayah beruang :  ap yang kamu lihat?
Anak beruang: sebuah titik
Ayah beruang : kamu hanya melihat satu titik kecil saja, kamu tidak melihat semuanya, ayah memberimu sebuah kertas yang lebar dan kamu hanya melihat satu titik kecil saja dan seperti itulah kamu, kamu tidak pernah melihat seberapa besar yang diberikan ayah, ibu, dan kakakmu padamu.
Mendengar ucapan ayahnya si anak beruang pun merenungi sambil terisak isak menagis merasakan sengatan lebah….

0 komentar:

BUMI MALANG MIG33 COMUNITY

Pengikut

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP